Kampanye Pilpres Berbingkai SARA
Pemilihan umum yang diadakan setiap lima tahun sekali di Indonesia, yang
diselenggarakan pada tanggal 9 april
2014 yaitu pemilihan anggota legislatif dan tanggal 9 juli 2014 yaitu pemilihan
presiden dn wakil presiden yang bertepatan dengan bulan ramadhan , pada tahun
2014 ini terdapat dua pasang kandidat
presiden dan wakil presiden yaitu yang menempati nomer satu adalah Prabowo
subianto dan wakilnya Hatarajasa dan yang menempati nomer dua adalah pasangan
Jokowi dan Jusuf Kalla. Prabowo-Hatta
berkoalisi enam partai yang didalamnya terdapat partai dengan dasar agama dan
partai nasionalis yaitu PAN, PPP, PKS,
PBB, Golkar dan Demokrat. Sedangkan Jokowi-Jusuf Kalla berkoalisi dengan dengan PKB, Hanura, Nasdem, . karena hanya ada dua pasang capres dan
cawapres persaingan dalam mengambil hati rakyat pun sangat kuat, para kandidat
pun melakukan beberapa pendekatan dari politik sosial ekonomi dan tak kalah
pentingnya adalah agama. Mereka melakukan pendekatan kepada banyak element
masyarakat seeperti kaum buruh, petani, nelayan, pegawai dan para tokoh agama
yang berpengaruh sangat penting dalam masyarakat. Dengan bersilaturahmi dan
meminta doa restu kepada pemuka agama agar mendapat dukungan dari masyarakat
yang mengikuti pemuka agama tersebut semisal jika ada dua kelompok yaitu
kelompok A dan B, jika kelompok A yang mempunyai ketua yang memilih capres x
maka anggota kelompoknya pun memilih X dan pula yang B jika ketua kelompok
tersebut memilih yang Y maka anggotanya pun memilih Y. Disimpulkan seperti
disuatu pesantren jika seorang kyai memilih X maka para santrinya memilih X,
dengan dengan demikian secara tidak langsung akan mendapat suara banyak, wajar hal ini terjadi di kalangan politik. Banyak isu-isu politik yang mulai menyebar
pada masyarakat seperti yang diberitakan pada media komunikasi dan informasi
terhadap capres dan cawapres. Isu yang berhubungan dengan agama dan berbau SARA
pun berkembang dengan cepat pada pilpres tahun ini. Pada pilpres 2004 pun
pernah terjadi pada zaman presien SBY. Mengapa hal seperti ini terjadi?
Agama merupakan salah satu point penting untuk mengambil hati rakyat , karena pengetahuan agama dalam masyarakat
yang masih dangkal . Isu yang berhubungan sara ini digunakan untuk menjatuhkan lawan
untuk memenangkan pilpres ini. Seperti isu yang beredar dalam media sosial,
misalnya ada yang mengatakan bahwa Jokowi nama depannya terdapat huruf H yang berarti herbertus
sesuai yang dimuat dalam media jejaring sosial seperti facebook dan twiter dan
koran yang tersebar kemasyarakat. Ada yang menyatakan bahwa jokowi adalah seorang keturun cina dari
seorang yang bernama Oey Hong Lion, ada yang menyatakan bahwa jokowi merupakan
antek-antek zionis, amerika dan lain-lain. Dan begitu juga prabowo ada yang
mengatakan bahwa ibunda prabowo meninggal sebagai kristen protestan, ada yang
bilang prabowo merupakan tersangka pelanggaran HAM berat pada tahun 1998
terhadap mahasiswa Universitas Trisakti, dan tersebar pula berita yang
mengatakan prabowo memiliki kewarganegaraan ganda yaitu Indonesia Dan Yordania.
Isu isu yang belum valid itu menyerang kedalam media informasi dan jejaring
sosial secara luas dan banyak masyarakat awam tidak cermat dalam memilih berita,
kebanyakan dari mereka mudah terpengaruh
karena mendengar berita hanya sekilas saja. Dan ada pula berita yang disebar
dengan menggunakan apikasi BBM dengan membroadcast yang menggunakan penjumlahan
huruf semisa A=1 dan B = 2 dan seterusnya, jika huruf dari nama kandidat
dihubungkan atau dijumlahkn menjadi satu dan selanjutnya kita hubungkan dengan
surah di Al-qur’an hal ini sangat tidak patut untuk ditiru dan disebarkan. Banyak pula media yang tidak netral dengan pilpres sekarang ,
kebanyakan dari media saling memihak kepada para capres dan cawapres masing-masing
bahkan ada stasiun televisi yang menyebarkan berita yang belum valid dan
memojokan kubu dari lawanya. Dan beredar juga majalah “Obor Rakyat” yang isinya
fitnah-fitnah kepada salah satu kandidat presiden dan wakil presiden . Karena
media masa yang tidak objektif atau netral ini sangat merugikan masyarakat hal
ini menyebabkan masyarakat bingung untuk memilih calon presiden mereka. Hal ini
termasuk dalam kategori black campaign ( kampanye hitam ). Meskipun kampanye
hitam hanya berpengaruh pada masyarakat awam akan tetapi hal ini sangat susah
diluruskan karena sudah meracuni pikiran masyarakat. Kampanye hitam terjadi karena tidak adanya
kepercayaan diri para kandidat dalam mencalonkan diri untuk pilpres sekarang
ini. Hal ini sangat bahaya bagi masyarakat sehingga saling menyerang dan
memfitnah satu sama lain. kampenye hitam
merupakan proses pembodohan terhadap rakyat yang ini sangat merusak demokrasi
diindonesia. kampanye hitam bisa saja timbul dari lawan atau dari oknum-oknum
tertentu yang mengadu dombakan antar
kandidat presiden. Dengan ini diharapkan masyarakat tidak mudah terpengaruh,
harus bisa menyaring berita-berita yang sebenarnya. Dan diharapkan pula media
komunikasi dan informasi harus mempunyai sifat netral sehingga masyarakat
mendapat pencerahan dari berita-berita yang disajikan. Agama merupakan hal yang
paling penting dalam politik karena jika tidak ada agama politik berjalan tidak
sesuai dengan norma yang berlaku, agar ada kontrol sehingga politik tidak
berbuat sewenang-wenang, karena politik
merupakan hal yang tadinya salah di benarkan dan hal yang tadinya benar
disalahkan. Agar hal ini tidak bisa terjadi, politik harus sejalan dengan agama
, bukan agama yang sejalan denga politik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar